- by Tsabithah Salsabilla Oklid
- Jul 21, 2024
Luar biasa melihat kamu mampir di sini. Aku harap kamu siap untuk memulai petualangan intelektual kita hari ini. Di balik layar-layar gawai kita, terdapat dunia yang luas dan menarik dari Filsafat. Yap, kamu mungkin mikir, "Filsafat? Itu bukan cuma tentang orang tua yang serius-sungguh ngomongin hal-hal yang ribet?" Nah, rekan, aku bakal bawa kamu dalam perjalanan yang tak terduga dan penuh inspirasi.
Tapi tunggu dulu, kita nggak cuma akan membicarakan filsafat 'ala kadarnya'. Kita akan merambah ke dalam kata-kata bijak dari para tokoh filsafat terkenal, yang mungkin namanya lebih kuno dari outfit retro yang kamu suka pakai. Tapi percaya deh, apa yang mereka sampaikan tetap relevan dan memukau, bahkan buat generasi kita yang lebih muda.
Jadi, bersiap-siaplah, sahabat! Kita akan menjelajahi samudra gagasan, memancing hikmah dari kata-kata para pemikir zaman dulu, dan mengaplikasikannya ke dalam petualangan hidup modern kita. Mari kita mulai dengan petualangan menuju kebijaksanaan bersama para filsuf keren yang bakal bikin kamu mikir dua kali!
Pertama-tama, kita akan bertemu dengan si tua bijak Yunani, Socrates. Dia suka banget ngajak orang mikir, kayak guru yang bikin pertanyaan lebih berharga daripada jawaban. Socrates bilang, "Hidup yang tak diperiksa itu nggak layak untuk dijalani." Nah, itu maksudnya apa? Dia nggak bilang kamu harus selalu mikir keras, tapi kamu harus ngerasa nyaman bertanya, merenung, dan memahami apa yang kamu percayai.
Jadi, sahabat, mulailah bertanya pada dirimu sendiri. Apa yang kamu cari dalam hidup? Apa yang membuatmu bahagia? Menelusuri pertanyaan-pertanyaan ini bisa membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita dan apa yang kita inginkan dalam hidup.
Sekarang, mari berkelana ke Amerika abad ke-19 dengan Ralph Waldo Emerson. Dia adalah filsuf Transcendentalisme yang percaya bahwa alam merupakan cerminan dari jiwa manusia. "Yang kita lihat di luar, mencerminkan siapa kita di dalam," katanya. Jadi, ketika kita berada di alam, kita juga sedang menjelajahi diri kita sendiri.
Gimana caranya? Cobalah luangkan waktu untuk berada di alam, rekan. Jauhkan gawai sebentar dan biarkan diri kita meresapi keindahan sekitar. Ketika kita menyatu dengan alam, kita juga menyatu dengan diri kita sendiri. Bisa jadi, jawaban-jawaban atas pertanyaan hidup kita ada di sana, di antara pepohonan dan riak air sungai.
Sekarang, mari bertemu dengan filsuf Stoik Yunani-Romawi, Epictetus. Dia punya pandangan unik tentang kebahagiaan. Epictetus mengatakan, "Kita tak bisa mengendalikan apa yang terjadi pada kita, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita meresponsnya." Intinya, kebahagiaan itu ada dalam kendali kita sendiri.
Jadi, ketika kita dihadapkan pada tantangan atau kegagalan, jangan biarkan itu menghancurkan semangat kita. Alih-alih, lihatlah situasi tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Dengan mengubah cara kita merespons hal-hal yang terjadi dalam hidup, kita bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati.
Terakhir, tapi nggak paling akhir, kita akan bertemu dengan Viktor Frankl, seorang psikolog dan penulis yang selamat dari Holocaust. Frankl percaya bahwa makna dalam hidup bisa ditemukan bahkan dalam penderitaan terdalam sekalipun. Dia berkata, "Sesungguhnya, kebahagiaan itu bukanlah tujuan dalam hidup, tapi hasil sampingan dari makna yang kita temukan dalam hidup kita."
Jadi, sahabat, saat kita merasa kehilangan arah atau kebingungan tentang tujuan hidup kita, mari kita cari makna. Mungkin melalui pelayanan pada orang lain, pencapaian dalam karier, atau bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Ketika kita menemukan makna dalam hidup, kita juga menemukan kebahagiaan yang sejati.
Nah, sahabat Mazhub, itulah sedikit petualangan kita dalam dunia filsafat yang penuh hikmah. Kita telah mengeksplorasi pandangan-pandangan dari para filsuf terkenal, yang masih relevan dan menginspirasi kita hingga hari ini. Ingatlah, hidup ini adalah petualangan yang tak berujung, dan dalam setiap langkah, kita bisa menemukan kebijaksanaan dan kebahagiaan.
Jadi, mari teruslah bertualang, teruslah belajar, dan teruslah menginspirasi satu sama lain. Sampai jumpa di petualangan berikutnya, sahabat Mazhub!